Kamis, 28 Juli 2016

Pembelajaran Anak Kinestetik

Bagaimana cara menghadapi anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik?
Agak malas dalam menerima pelajaran?
Serta bagaimana cara melatih konsentrasi anak dengan gaya belajar kinestetik agar bisa lebih fokus dalam belajar?


 akan kita bahas dalam uraian berikut.

Anak malas belajar merupakan dilema yang sering dihadapi orang tua dan para pendidik. Berikut cara mendidik Anak Usia Dini sehingga dapat memotivasi anak agar semangat dan rajin belajar :

Pertama-tama, sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu penyebab anak malas belajar.

Bukan berarti anak enggan belajar karena ia tidak pintar atau malas. Ada dua faktor penyebab anak malas belajar, pertama dari dalam dirinya belum ada motivasi untuk belajar. Hal itu disebabkan karena anak belum tahu manfaat belajar dan tujuannya untuk belajar. Tugas kita untuk memberi pemahaman mengenai pentingnya belajar. Selain itu, kelelahan fisik bisa menjadi faktor lainnya. Sedangkan faktor dari luar, bisa berupa minimnya sarana belajar seperti alat tulis atau meja belajar agar mereka dapat belajar dengan nyaman.

Berkomunikasi dengan anak.

Komunikasi bisa berupa motivasi pada anak dengan berbagai bentuk.
Menciptakan lingkungan belajar yang positif. Suasana belajar yang menyenangkan juga menjadi syarat penting untuk membuat anak rajin belajar.

Jeda waktu belajar.

Belajar akan lebih efektif jika ada jeda waktunya. Misalnya dalam waktu 1 jam belajar, beri jeda waktu tiap 30 menit. Biarkan anak melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan kejenuhannya. Anak hanya mampu berkonsentrasi penuh paling lama 20 menit. Selebihnya daya konsentrasi menurun.

Kenali tipe belajar Kenali paling dominan saat anak belajar.

Apakah itu tipe auditori, yaitu anak lebih menerima dengan cara mendengarkan, tipe visual di mana anak lebih cepat belajar dengan melihat, atau tipe kinestetik alias fisik. Anak yang belajar dengan metode kurang tepat hasilnya tidak akan maksimal.

Sesekali memberinya hadiah atau sekadar memberi pujian dapat menjadi motivasi bagi anak agar semangat dan rajin belajar. Bisa juga dengan cara memberikan tepukan telapak tangan, ajungan jempol, menempelkan foto mereka yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik di album dinding yang telah disediakan (yang menempel anak-anak sendiri).

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan seluruh tubuh (fisik) untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.

Kemampuan inti dari gaya belajar kinestetik bertumpu pada kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan gerak tubuh (koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan) dan keterampilan yang tinggi untuk menangani benda (keterampilan tangan, koordinasi mata-tangan, kepekaan sentuhan).

Untuk dapat meningkatkan semangat belajar dan melatih kosentrasi anak dengan gaya belajar kinestetik agar dapat lebih fokus dalam pembelajaran, seorang guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang lebih menarik, menyenangkan, dan bervariasi agar dapat membuat anak berminat dan antusias terhadap proses pembelajaran tersebut.
  2. Guru hendaknya melakukan pendekatan secara sosial emosional terhadap anak, agar anak berani berekspresi dalam kegiatan gerak dan lagu.
  3. Materi yang diberikan kepada anak hendaklah sesuai dengan konteks kehidupan anak, yang mudah diingat oleh anak dan dapat dijadikan pedoman dalam perilakunya.
  4. Dalam setiap pembelajaran kegiatan gerak dan lagu hendaknya guru tidak selalu memberi contoh agar anak bisa berkreasi dengan gerakannya sendiri sesuai imajinasi dan kemauannya sendiri.


Pembelajaran untuk anak kinestetik dapat dilakukan dengan cara mengajak anak-anak melakukan kegiatan atau permainan yang menarik dan menyenangkan, diantaranya :


A. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KOORDINASI TUBUH.

Kegiatan ini didasarkan pada kemampuan anak dalam menyinkronkan berbagai gerakan, baik motorik kasar maupun motorik halus, misalnya :

1. Bersepeda dengan penghalang. 
"Bersepeda dengan penghalang" merupakan kegiatan mengendarai sepeda yang melibatkan koordinasi kaki-mata-tangan. Selain mengharuskan anak menfokuskan perhatian pada jalan dan penghalangnya sekaligus, kegiatan ini juga mengharuskan anak mengkoordinasikan gerak kaki-tangan dan kecermatan persepsi indrawi atau mata. Kegiatan yang dilakukan yaitu membimbing anak memedal dan menguasai setang sepeda agar dapat membuat gerakan mengelilingi rintangan-rintangan yang telah kita buat.
2. Menangkap Bola Memantul.
Menangkap Bola Memantul merupakan kegiatan menangkap bola pantulan yang dilakukan orang lain kepada anak. Kegiatan ini juga bertujuan merangsang kemampuan anak menangani benda-benda dengan koordinasi tubuh, terutama tangan dan mata. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengajak anak-anak ke halaman membentuk sebuah lingkaran, kemudian guru yang berada di tengah lingkaran memantulkan bola kehadapan anak satu persatu dan beri kesempatan agar anak menangkap bola tersebut.
3. Lomba Mengancingkan.
Lomba Mengancingkan merupakan kegiatan mengaitkan kancing dengan lubang kancing. Kegiatan ini juga bertujuan mengasah kemampuan koordinasi tangan. Kegiatan yang dilakukan yaitu guru menyiapkan beberapa pakaian yang berkancing, dan memberikan contoh  bagaimana cara memasukkan dan mengeluarkan kancing. Setelah itu, membuat perlombaan siapa yang paling cepat melakukannya.


B. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KESEIMBANGAN TUBUH.

Kemampuan ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang didasarkan pada kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan gaya dan rangsang, misalnya:
1. Berdiri di Atas Kaleng.
Berdiri di Atas Kaleng, merupakan kegiatan berdiri di atas kaleng dengan dua kaki selama beberapa saat. Kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan keseimbangan tubuh anak yang bertumpu pada kaki. Kegiatan yang dilakukan yaitu guru menyiapkan susunan beberapa kaleng biskuit (berdiameter 30 cm dan tinggi 10 cm) yang diisi dengan pasir dan bimbing anak agar bisa melewati semua kaleng tersebut. Pertama-tama bisa dengan cara berjalan seperti biasa kemudian dengan melompat.
2. Berdiri Satu Kaki.
Berdiri Satu Kaki merupakan kegiatan berdiri dengan mengangkat salah satu kaki dan menjadikan satu kaki yang lain sebagai tumpuan kekuatan. Kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan keseimbangan tubuh anak yang bertumpu pada satu kaki. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengajak anak-anak bersama-sama menirukan gaya bangau berdiri dengan satu kaki (silangkan tangan di dada dengan jari menyentuh pundak), sambil ajak mereka berhitung. Anak yang paling lama berdiri, dialah yang berhak dijuluki Si Kuat. 
3. Membawa Kelereng.
Membawa Kelereng merupakan permainan membawa kelereng dalam wadah dari satu titik ketitik yang lain dengan media tertentu.


C. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KETERAMPILAN.

Keterampilan sebagai kecakapan motorik halus pada anak dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang menekankan kemampuan menangani benda-benda dan membuat bentuk tertentu, misalnya :
1. Kolase Kertas.
Kolase Kertas merupakan komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan, baik kain perca, kertas maupun kayu.
2. Mencocok Gambar.
Mencocok Gambar merupakan kegiatan memotong kertas dengan cara menusuk-nusuk pinggiran gambar (pada kertas) sehingga membentuk gambar tertentu. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan tangan atau motorik halus anak.
3. Menebalkan dan Menyalin.
Menebalkan dan Menyalin merupakan kegiatan menandaskan garis pada gambar atau tulisan. Kegiatan ini juga bertujuan menguatkan kemampuan motorik halus anak atau mengembangkan keterampilan menggunakan tangan.
4. Meronce.
Meronce merupakan kegiatan merangkai benda, seperti bunga, manik-manik, dan potongan sedotan. Kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan kemampuan atau keterampilan menggunakan tangan. Penekanan bukan pada pola, tetapi pada kemampuan merangkai.
5. Menata.
Menata merupakan kegiatan menempatkan suatu benda secara rapi dan sistematis. Kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan kemampuan anak menangani benda dalam hal penyimpanan dan penempatannya.


D. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KEKUATAN FISIK.

Anak-anak dengan fisik yang kuat cenderung tidak mudah terjatuh dan lelah pada saat melakukan aktifitas fisik. Rangsang kekuatan fisik harus dilakukan secara matang, tidak melebihi kapasitas beban anak dan dengan cara-cara yang menyenangkan, misalnya :
1. Panjat Tali.
Panjat Tali” merupakan bagian dari kegiatan memanjat (naik), menyeberang (melintas), dan menuruni (turun) dengan media tali, baik tali anyam maupun tali beban. Kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan kekuatan fisik anak.
2. Meniti Titian Tali.
3. Bergelantung.
Bergelantung merupakan kegiatan mengayunkan diri pada palang sejajar atau besi palang tunggal atau alat panjat yang di ubah fungsinya sebagai palang gelantung. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kekuatan fisik anak terutama kekuatan otot tangan.
4. Jalan Jongkok.
Jalan jongkok merupakan kegiatan berjalan dalam posisi berjongkok. Kegiatan ini juga bertujuan menguatkan kekuatan fisik terutama kekuatan kaki.
5. Melompat.
Kegiatan Melompat misalnya membuat permainan pohon alfabet/angka, games bisa dilakukan diluar ruangan. Kita gantungkan alfabet/angka di pohon dengan ketinggian variasi, anak kinestetis akan senang jika melompat-lompat berusaha untuk mencari huruf/angka yang tergantung dan mengumpulkannya sehingga membentuk satu suku kata.


E. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KELENTURAN TUBUH.

Kelenturan terkait dengan keluwesan dan estetika dari gerakan-gerakan terencana dari manusia. Kelenturan juga meliputi kegiatan yang lentur, lancar dan tidak kaku, misalnya :
1. Demonstrasi Gerak.
Menari merupakan paduan gerakan badan (tangan, dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Menari juga bertujuan merangsang kemampuan gerak dan kelenturan tubuh.
2 .Menirukan Gerak.
Meniru Gerak merupakan kegiatan menirukan gerakan-gerakan luwes yang dilihat atau dipersepsikan. Kegiatan ini juga bertujuan merangsang kepekaan terhadap gerakan luwes yang bernilai estetis (indah).
3. Mencipta dan meluweskan Gerak.
Mencipta dan Meluweskan Gerak merupakan kegiatan membuat gerakan spontan dan meluweskan gerakan spontan tersebut.


F. MELATIH KOSENTRASI MELALUI KECEPATAN DAN KETANGKASAN GERAK.

Kecepatan dan ketangkasan gerak adalah latihan mematangkan gerakan sehingga dikuasai gerakan yang lancar, lincah, cepat, dan tangkas. Gerakan yang cepat dan tangkas muncul dari individu yang cerdas dalam kinestetik, misalnya :
1 . Berlari.
Berlari juga berfungsi menguatkan fisik anak dan merangsang ketangkasan dan kecekatan gerak motorik kasar. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu lomba berlari, kejar-kejaran, permainan sepak bola dan sebagainya.
2. Tangkis Tangan.
Menangkis disini dalam bentuk permainan bukan menangkis yang sesungguhnya. Misalnya, guru menunjukkan jari telunjuk yang berdiri, minta anak memegangnya dan secepatnya guru menghindar sehingga jari guru tidak terpegang.

Dan masih banyak lagi kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan, misalnya : berenang, memanjat, melatih kosentrasi melalui kepekaan sentuhan (Halus-Kasar, Basah-Kering, Panas-Dingin), dan sebagainya. Tetapi perlu kita ingat agar anak kinestetik tersebut tidak cepat bosan, kita tidak perlu memberi rentang waktu yang lama untuk setiap kegiatannya.

Sekian uraian tentang Pembelajaran Untuk Anak Kinestetik semoga bermanfaat.
dari dunakpaud.blogspot 

0 komentar:

Posting Komentar