Senin, 01 Agustus 2016

SI “BIANG GADUH” DI KELAS

SI “BIANG GADUH” DI KELAS

M. Musrofi
Seorang Bapak bertanya, “Anak saya kelas 3 sd, tetapi tidak bisa konsentrasi setiap diterangkan pelajaran baik di sekolah/rumah, sampai-sampai dikelas disebut biang “gojek” (gaduh), tetapi dia mudah bergaul pada siapapun, mandiri & senang otak atik sesuatu. Bagaimana menurut bapak? Apa yang seharusnya saya lakukan?”

Jawaban:

Kalau anak bertipe visual maka mata adalah “jendela ilmu.” Tipe ini suka membaca. Kalau anak bertipe auditori, maka  telinga sebagai “jendela ilmu.” Tipe ini akan sangat bagus menyerap materi pelajaran dengan cara mendengar. Kalau anak bertipe kinestetik, maka praktek (menyentuh, merasa, dan membau) dan bergerak adalah “jendela ilmu.” Barangkali anak Bapak/Ibu bertipe kinestetik ini.  Coba Bapak/Ibu ikuti tips berikut ini saat mengajari anak di rumah: 

Biarkan anak bergerak-gerak di saat menghapal materi. Dia memang tidak bisa duduk diam lebih dari 15 menit atau 25 menit. Jadi jangan dipaksa duduk, biarkan ia bergerak-gerak untuk jeda.  

Dalam mengajari materi pelajaran, buat suasana seperti berdiskusi. Sebisa mungkin dengan menggunakan alat-alat peraga. Alat peraga tidak perlu beli. Misal : menghitung luas empat persegi panjang : ambil kertas folio, telunjuk anak diminta memegang sisi-sisi kertas itu, mana panjang, mana lebar., lalu bagaimana menghitung luasnya. Anak itu akan mengingat materi pelajaran bukan dari apa yang dia lihat atau apa yang dia dengar, tetapi dari apa yang dia alami atau praktekkan.

Cara lain, bila akan mengingat materi pelajaran, dapat dilakukan dengan menutup mata lalu menulis dengan jari telunjuk materi yang diingat tersebut di udara (seperti pantomim)  Kalau membaca, jari telunjuknya diminta aktif (menunjuk kalimat yang tengah dibaca). Kalau materi pelajaran berupa bacaan panjang lebar, diringkas menjadi penggalan-penggalan kalimat. Anak bertipe ini memang tidak suka membaca panjang lebar. Anak bertipe ini perlu melakukan gerakan-gerakan fisik untuk bersiap-siap menghadapi tes atau ujian.

Intinya adalah anak itu akan termotivasi belajar dan mengingat materi pelajaran dengan baik dengan cara bergerak, mengalami atau praktek. Jadi anak itu bukannya tidak bisa konsentrasi dalam belajar, tetapi memang cara belajarnya dengan cara bergerak dan praktek. Nah, Bapak/Ibu perlu dicoba tips tersebut di rumah. Kalau berhasil bagus, mungkin gurunya perlu diberitahu. Yang penting, dicoba dulu tips sederhana tersebut di rumah.

Memang agak sulit ya bila anak itu berada di kelas. Dia cenderung bergerak dan mungkin juga ingin mengajak bicara dengan teman sebangku. Maka anak ini disebut “biang gaduh”, padahal sekali lagi memang cara belajar anak ini dengan bergerak-gerak. Hasil penelitian menunjukkan : para pelajar kinestetik paling berisiko gagal mengikuti pelajaran di kelas. Oleh karena pola pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas adalah pola visual (guru menjelaskan dengan grafik, tulisan, gambar, dll) dan auditorial (guru menjelaskan secara lisan), bukan dengan praktek dan banyak gerakan.

Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar, accu (aki), pengeras suara, dan lain-lain, adalah tipe kinestetik : suka bergerak-gerak dan suka praktek. Barangkali seperti anak ibu yang suka otak-atik. Edison adalah ”biang gaduh” di kelas. sampai gurunya ”judheg”, lalu Edison dipukul gurunya dengan rotan. Lalu ibunyalah yang mendidik dia sampai menjadi orang besar, dengan ribuan temuan.

Nah, soal anak yang suka otak-atik, bagus sekali apabila aktivitas ini benar-benar Bapak/Ibu dukung dan diberikan fasilitas obyek otak-atik tersebut. Coba per tiga bulan sekali, anak diminta membuat sesuatu dari otak-atiknya itu. Yang perlu ditekankan tidak ada pemaksaan. Mudah-mudahan, anak itu bisa membuat karya-karya inovatif. Mudah-mudahan anak itu nantinya jadi penemu besar seperti Edison, asal ibunya sabar mengasuh. Karena ”banyak Edison-Edison kecil” seperti anak Bapak/Ibu, yang kandas di tengah perjalanan hidupnya, karena selalu disalahkan di sekolah dan di rumah.

sumber:www.sdsukses

0 komentar:

Posting Komentar